Jantung Perekonomian Indonesia Dibangun Melalui Koperasi Produksi

19 Tahun SPI_Ketua Umum SPI Henry Saragih

Ketua Umum SPI Henry Saragih

ASAHAN. Negara semakin lemah, pemerintah semakin lemah, kekuatan korporasi makin kuat. Perintah dalam konstitusi untuk menempatkan koperasi sebagai sokoguru ekonomi tidak menjadi kenyataan, koperasi menjadi pinggiran. Jadi negara tidak menjadi kekuatan utama, apalagi koperasi. Hal ini ditegaskan Ketua Umum Serikat Petani Indonesia (SPI) Henry Saragih dalam peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) SPI ke-19 di Desa Sei Kopas, Kecamatan Bandar Pasir Mandoge, Kabupaten Asahan, Sumatera Utara, Sabtu (08/07).

Henry menegaskan, dahulu sebelum tahun 80-an, eksportir hasil perkebunan seluruh Indonesia adalah PTPN, BUMN pemerintah, tapi hari ini PTPN mengekspor produksi melalui perusahaan swasta. Dulu korporasi-korporasi itu menjadi sub-kontraktor dari BUMN tapi sekarang justru kebalikannya korporasi lha yang jadi pemain utamanya, bukan BUMN.

“Begitu juga koperasi, di pedesaan, koperasi yang berkembang justru koperasi simpan pinjam, koperasi-koperasi yang memudahkan kredit barang-barang konsumtif, bukan koperasi produksi,” tegas Henry.

Padahal, Henry menegaskan, jantung perekonomian Indonesia dibangun melalui koperasi-koperasi produksi.

“Untuk itulah, tema peringatan HUT SPI ke-19 tahun ini adalah membangun gerakan koperasi petani Indonesia, yang pada hari ini akan ditandai dengan deklarasi peresmian 1.000 koperasi petani Indonesia (KPI),” tegas Henry.

Henry menambahkan, di dalam perjuangan reforma agraria dan upaya penataan produksi dan distribusi dari usaha petani di desa, SPI mendorong semua petani harus mampu memenuhi kebutuhan logistik organisasi dan petani itu sendiri secara mandiri.

“Untuk itu, sebagai bagian dari perjuangan reforma agraria yang tidak terpisahakan, maka SPI membangun KPI di semua basis anggota SPI beserta perangkat pendukungnya yang meliputi strategi dan program kerja, usaha dan pendidikan-pendidikan,” jelasnya.

Henry menyebutkan, pembangunan koperasi ini menjadi penting sebagai upaya penataan produksi petani anggota SPI di tanah yang menjadi objek reforma agraria yang diusahakan dan dikelola secara kolektif seperti di Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jambi, Bengkulu, Riau, Sumatera Selatan, Lampung, Aceh, Banten, Jawa Barat, Jawa Timur, Jogjakarta, Jawa Tengah, NTB dan NTT.

19 Tahun SPI_Zubaidah Ketua SPI Sumatera Utara

Zubaidah, Ketua SPI Sumatera Utara

Menyambung dari Ketua Umum SPI, Ketua Badan Pelaksana Wilayah (BPW) SPI Sumatera Utara Zubaidah Tambunan menegaskan, ia optimis SPI mampu mengembangkan koperasi-koperasi produksi, khususnya di daerah Sumatera Utara.

“Seperti di Desa Sei Kopas ini, yang KPI-nya sudah mengelola tanaman sawit milik anggota, kita optimis koperasinya akan mampu membangun pabrik kelapa sawit sendiri dan memproduksi minyak makan sendiri, tentunya yang ramah lingkungan,” tegas Zubaidah.

“Kami mengapresiasi pengurus SPI Basis Sei Kopas yang dipimpin oleh Ibu Maulina Sitorus dan Ketua SPI Asahan Syahmana Damanik yang telah bahu membahu melaksanakan acara di atas kampung reforma agraria ini,” sambung Zubaidah.

Sementara itu, Direktur Jenderal Pembangunan Kawasan Pedesaan Kementerian Desa dan Daerah Tertinggal (Kemendes PDTT) Ahmad Erani Yustika yang hadir sebagai keynote speaker dalam acara peringatan HUT SPI ke-19 di Sei Kopas ini menyampaikan, ketika Bung Hatta mengkonseptualisasikan koperasi dengan gamblang ia mengatakan kalau desa-desa di Indonesia hanya bisa dihidupakan kalau koperasi-koperasinya hidup di desa.

19 Tahun SPI_Ahmad Erani Yustika

Ahmad Erani Yustika, Direktur Jenderal Pembangunan Kawasan Pedesaan Kementerian Desa dan Daerah Tertinggal (Kemendes PDTT)

“Ini disebutkan Bung Hatta dalam pidatonya pada tanggal 12 Juli 1959,” kata Ahmad Erani.

Ahmad Erani menyampaikan, dalam peringatan HUT SPI ke-19 kali ini, tugas SPI bukanlah membangun 1.000 koperasi tapi membangun 74.910 koperasi di Indonesia, sebanyak jumlah desa di Indonesia.

“Inilah mimpi Bung Hatta, mimpinya republik ini, dan kita semua berdiri karena mimpi-mimpi para pendiri bangsa tadi, kita yang harus mewujudkannya. Jadi koperasi menjadi kesadaran kolektif untuk membangun kedaulatan ekonomi,” tuturnya.

Hal senada disampaikan oleh Salekan, Asisten Deputi Keanggotaan Bidang Kelembagaan Kementerian Koperasi dan UKM. Mewakili Menteri Koperasi yang berhalangan hadir, ia mengapresiasi SPI dalam membangun koperasi di sektor riil, sektor produksi.

“Seharusnya memang begitu, nanti ke depan pengembangan koperasi di lingkungan SPI ini harus fokus. Jika anggota koperasinya bergerak di bidang sawit maka koperasinya dari A sampai Z ya harus konsentrasi di sawit, petani kopi fokus di koperasi kopi, harus fokus usahanya dan pengembangannya sampai tingkat industrisasi,” ungkapnya ketika membacakan pidato Menteri Koperasi dan UKM.

19 Tahun SPI_Perwakilan Menteri Koperasi

Salekan, Asisten Deputi Keanggotaan Bidang Kelembagaan Kementerian Koperasi dan UKM

Salekan menambahkan, program reforma agraria oleh pemerintahan Jokowi-JK diharapkan betul-betul dapat dirasakan manfaatnya oleh rakyat kecil. Oleh karena itu peningkatan koperasi dalam memanfaatkan program reforma agraria sangat penting.

“Koperasi sebagai badan hukum sebagai badan usaha punya hak untuk bisa ikut memanfaatkan itu, menggarap reforma agraria. Koperasi satu-satunya alat perjuangan ekonomi rakyat yang hadir dari rakyat, dimiliki dan dimanfaatkan oleh rakyat,” tuturnya.

“Inisiatif membangun 1.000 koperasi ini sangat positif. Jadi kami memandang SPI sebagai representasi petani Indonesia sebagai mitra pembangunan koperasi nasional, khususnya di sektor pertanian,” tambahnya.

Sementara itu, acara ini juga dihadiri oleh Kepala Subdirektorat Penguasaan Tanah Objek Landreform dan Ganti Kerugian pada Direktorat Landreform Kementerian Agraria dan Tata Ruang / Badan Pertanahan Nasional Ari Machkota, perwakilan pemerintah, hingga ratusan petani SPI dari Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Jambi, dan Sumatera Selatan.

Acara juga ditandai dengan dialog publik bertemakan reforma agraria dan koperasi petani dalam membangun kedaulatan pangan dan kemandirian ekonomi petani, dan penandatangan prasasti peresmian deklarasi 1.000 KPI.

19 Tahun SPI_Penandatangan Prasasti Peresmian 1000 KPI

Penandatangan Prasasti Peresmian 1000 KPI oleh Ketua Umum SPI Henry Saragih, dan Ahmad Erani Yustika dari Kemendes-PDT

Acara ini sendiri rangkaian peringatan HUT SPI ke-19 dan Hari Koperasi akan dilaksanakan selama sebulan yang secara nasional akan diadakan di empat daerah yaitu: Sumatera Bagian Utara: Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau dan Jambi akan dilaksanakan pada tanggal 8-10 Juli 2017 di Desa Sei Kopas, Asahan-Sumatera Utara. Selanjutnya untuk Sumatera Bagian Selatan: Lampung, Sumsel, Bengkulu akan dilaksanakan pada tanggal 14-16 Juli 2017 di Lampung. Untuk wilayah Jawa Barat dan Banten akan diadakan pada tanggal 20-22 Juli 2017 di Bogor, Jawa Barat. Sedangkan wilayah Jawa Tengah, Yogyakarta dan Jawa Timur akan diadakan pada tanggal 26-28 Juli di Pati-Jawa Tengah; dan terakhir wilayah Nusa Tenggara dan sekitarnya akan dilaksanakan di akhir Juli 2017.

Kontak Selanjutnya:
Henry Saragih – Ketua Umum SPI – 0811 655 668
Zubaidah – Ketua SPI Sumatera Utara – 0813 6281 2043

ARTIKEL TERKAIT
20 Tahun SPI: Memperkuat Organisasi Petani Menjadi Kekuatan ...
La Via Campesina Bersama FAO Siapkan MoU Penghapusan Kelapa...
SPI lakukan aksi menolak privatisasi
SPI bersama petani Desa Rengas duduki Kantor DPRD dan Gubern...
BERIKAN KOMENTAR ...

INFO TERBARU